Batikcuwiri adalah jenis motif batik yang menggunakan pewarna soga alami. Dahulu, hanya digunakan untuk upacara adat tertentu. Selain itu, motif batik cuwiri ini juga sering digunakan untuk menggendong bayi. Batik cuwiri ini juga biasa digunakan untuk kemben dan semekan. Motif batik cuwiri ini dominan dengan unsur gurda dan meru. Pewarnasintetis yang umum digunakan dalam membatik adalah jenis naftol, indigosol, procion, dan remazol. 3. Bak/Ember Bak atau ember biasanya digunakan sebagai tempat untuk proses pencelupan warna. 4. Malam Malam adalah bahan lilin khusus untuk membatik. Malam berfungsi sebagai perintang warna kain, sehingga pola yang dibuat bisa terlihat jelas. Bahanpewarna batik ikat celup sangat beragam, tetapi yang lebih banyak digunakan yaitu bahan pewarna napthol dan remasol, walau tidak ada salahnya juga mencoba jenis pewarna yang lain. Berikut akan dijelaskan cara pewarnaan dengan napthol dan remasol. a. Secaraumum batik dapat dibuat dengan teknik canting tulis, teknik celup ikat, teknik printing, teknik cap dan teknik colet. Berdasarkan desain serta tujuan pemakaiannya batik sebenarnya memiliki dua fungsi yang berbeda, yakni fungsi praktis dan fungsi estetis. 7D6UHAp. Bahan pewarna batik ikat celup sangat beragam, tetapi yang lebih banyak digunakan yaitu bahan pewarna napthol dan remasol, walau tidak ada salahnya juga mencoba jenis pewarna yang lain. Berikut akan dijelaskan cara pewarnaan dengan napthol dan remasol. a. Pewarnaan Napthol dengan Satu Warna Celup Napthol yang dimaksud untuk pewarna batik ikat celup bukan jenis napthol yang biasa untuk mewarnai kain jeans tetapi jenis pewarna napthol dingin, disebut napthol dingin karena proses pewarnaannya tidak direbus seperti halnya pewarna napthol untuk jeans pewarna napthol untuk batik yaitu pewarna napthol yang harus dibangkitkan dengan pembangkit warna Garam Diazo. Secara umum proses pewarnaan dengan napthol dingin adalah sebagai berikut a Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membuat larutan TRO Turkish Red Oil. TRO berbentuk serbuk putih dan merupakan salah satu bahan pelengkap napthol. Tetapi sebelumnya harus diketahui berapa kuantitas dari napthol, karena perbandingan Napthol dengan TRO yaitu 1 ½ atau 1/3. b Kain lalu dicelup dalam larutan TRO tersebut. Kemudian tiriskan hingga air yang menetes pada kain habis, tetapi jangan sampai diperas dan jangan sampai kering benar. c Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan napthol dan kaustik soda NaoH dalam sedikit air panas. Fungsi air panas hanya untuk melarutkan kedua bahan tersebut. Setelah larut masukkan dalam larutan TRO yang pertama tadi lalu tambahkan air dingin dengan perbandingan 3 gr napthol 1 Liter air. d Kain yang sudah atus/sampai air tidak ada yang meneters tadi kemudian dicelup dalam larutan napthol tersebut. Usahakan agar seluruh kain terendam, kemudian atus/sampai air tidak ada yang meneteskan lagi pada gawangan dan tunggu sampai air yang menetes pada kain habis. e Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan garam diazo dalam sedikit air hingga larut, setelah larut tambahkan air dan aduk. Perbandingan napthol dan garam yaitu 1 3. f Ketika kain dicelup pada larutan garam maka warna akan segera muncul. Usahakan kain terendam kurang lebih 2 – 3 menit sambil bolak-balik hingga larutan garam benar-benar meresap ke kain. g Setelah warna muncul kemudian tiriskan dan keringkan tapi jangan dijemur di bawah matahari. h Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Ditiris Ditiris Ditiris Ditiris & Dijemur Dicuci air b. Pewarnaan Napthol dengan 2 warna atau lebih Celup Apabila menginginkan lebih dari satu warna maka setelah setengah kering dilakukan pemalaman/penutupan dengan plastik/tali rafia kembali. Sebelumnya harus sudah dipikirkan bagian mana yang akan tetap berwarna sebelumnya dan bagian mana yang akan diwarna berikutnya. Jika menginginkan warna sebelumnya warna pertama tetap ada, maka bagian tersebut ditutup malam/plastik/tali rafia. c. Pewarnaan Remasol dengan 2 warna atau lebih Colet Remasol adalah pewarna batik yang biasa digunakan untuk teknik colet. Dengan pewarna remasol maka dalam beberapa colet bisa menggunakan lebih dari beberapa warna. Remasol juga biasa dipakai pada lukis batik modern. Teknik pewarnaan colet dengan remasol adalah sebagai berikut a Larutkan remasol dalam air panas kemudian tambahkan poliron dan ludigol. Aduk hingga merata, perbandingan Remasol Poliron Ludigol = 1 1/2 1/2 . Perbandingan remazol dan air panas yaitu 3 gr 50/100 cc air b Tunggu sampai larutan tersebut dingin, apabila sudah dingin maka pewarna tersebut siap digunakan. c Siapkan kain yang sudah di malam, lalu dengan menggunakan kuas ambil pewarna tersebut dan oleskan pada bagian yang dikehendaki. d Lalu keringkan, pengeringan jangan di bawah matahari. Apabila sudah kering, rendam ke dalam larutan waterglass + air + caustik soda dengan perbandingan11. Air dapat dikurangi apabila menginginkan warna lebih pekat. e Kemudian tiriskan dan dijemur sampai kering sekali. f Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Dikuaskan Ditiriskan & dijemur Ditiriskan & dijemur Dicuci air Sylvana Toemon Bahan alami pewarna batik Batik sudah lama menjadi kekayaan negeri kita. Sebelum adanya pewarna buatan, batik diwarnai dengan pewarna alami. Alami artinya berasal dari alam. Sumbernya tidak jauh-jauh, dari sekitar tempat tinggal. Ada pewarna yang memang berwarna demikian. Ada juga pewarna yang didapatkan dari hasil percobaan berkali-kali. Bahan pewarna ini diolah secara khusus supaya dapat mewarnai kain batik. Beberapa bahan alami itu antara lain Kayu jati untuk pewarna merah kecokelatan. Daun teh untuk menghasilkan warna cokelat. Daun alpukat untuk menghasilkan warna hijau kecokelatan. Kunyit untuk pewarna kuning. Manggis untuk pewarna keunguan. Rumput malu untuk menghasilkan warna kehijau-hijauan. Wow, ternyata banyak, ya, bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk batik. Batik dengan pewarna alami ini membuatnya lebih susah. Perawatannya pun tidak mudah. Karena itu pewarna alami ini sekarang lebih banyak digantikan dengan pewarna buatan, yang lebih murah dan lebih mudah penggunaannya. Saat ini, ada cukup banyak orang yang ingin membangkitkan kembali kekayaan negeri warisan leluhur itu. Mereka membuat batik yang diwarnai dengan pewarna alami. Pewarna alami juga ada yang baru ditemukan, lo. Hmmm… Mungkin saja semak-semak di dekat rumahmu dapat digunakan sebagai bahan alami untuk pewarna baik. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Baju batik di Pasar Sentono Foto Amanaturrosyidah/kumparanSiapa tidak kenal batik? Sejak ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, nama batik semakin dikenal oleh masyarakat sih sebenarnya batik itu? Banyak orang masih salah mengartikan batik. Dari segi bahasa, kata “batik” berasal dari Bahasa Jawa “tik”yang berarti titik. Kata batik bisa diartikan sebagai pembuatan titik yang memang merujuk pada motif batik yang pada dasarnya terdiri dari garis dan kata “batik” yang dipatenkan oleh UNESCO ternyata bukan motifnya, tetapi definisi batik yang merujuk para proses pembuatannya. Batik adalah teknik pewarnaan dengan perintang pewarna menggunakan lilin atau malam panas. Jadi, yang disebut batik sebenarnya adalah prosesnya dan bukan Rumah Batik menggambar pola Foto Amanaturrosyidah/kumparanUntuk membuat batik diperlukan waktu yang relatif lama, tergantung dari tingkat kesulitan dan ukuran kain yang akan dibatik. Untuk batik tulis dengan ukuran standar 220 cm x 150 cm dibutuhkan waktu sekitar dua hari hingga satu bulan lebih. Sedangkan untuk batik cap yang prosesnya lebih sederhana, bisa dilakukan dalam satu hari melewati proses pembatikan, pertama kita harus menggambar pola yang akan kita buat pada sebuah kertas pola. Kertas itulah yang akan menjadi patokan ketika kita ingin menggambar pola yang sama pada lebih dari satu kain. Setelah itu, pola yang sudah kita gambar kita jiplak dengan menggunakan kertas karbon pada canting sebelum digunakan Foto Amanaturrosyidah/kumparanLangkah kedua adalah proses pembatikan dengan menggunakan canting maupun cap. Lilin yang digunakan terbuat dari lilin pada sarang tawon atau lanceng yang dicampur dengan beberapa bahan seperti gondorukem getah pohon pinus, damar mata kucing getah pohon meranti dan minyak hewan atau minyak kelapa. Lilin yang digunakan harus dalam keadaan panas agar bisa menembus serat cap untuk membuat batik Foto Amanaturrosyidah/kumparanSelanjutnya, jika malam sudah mongering dilakukan proses pewarnaan. Proses ini bisa dilakukan hingga puluhan kali tergantung intensitas dan jumlah varian warna yang akan digunakan. Semakin banyak dan semakin gelap warnanya, tentu prosesnya akan lebih Rumah Batik TBiG mencolet warna Foto Amanaturrosyidah/kumparanAda dua jenis cara mewarnai batik yaitu celup dan colet. Celup biasa digunakan untuk mewarnai bagian kain yang luas seperti background. Satu kali pencelupan, hanya bisa satu warna. Sedangkan colet, digunakan untuk mewarnai bagian batik yang lebih detail dan membutuhkan banyak warna. Caranya mirip seperti melukis dengan kuas, hanya saja media yang diwarnai hanya bagian tertentu terakhir adalah pelorotan atau peluruhan lilin dari kain. Kain akan direndam dalam air mendidih yang sudah dicampur dengan soda ash. Soda ash atau dikenal juga dengan soda api berfungsi untuk membantu proses peluruhan. Tapi hati-hati, jika terkena kulit bisa menyebabkan iritasi. Proses ini bisa berlangsung berkali-kali tergantung kebutuhan. Setelah dilorot, kain akan dibilas dengan air biasa dan di jemur hingga kering sebelum akhirnya bisa kreasi Rumah Batik TBiG Foto Amanaturrosyidah/kumparanBagaimana? Panjang, kan proses pembuatannya? Dengan prosesnya yang panjang, rumit dan butuh ketelitian serta ketelatenan yang tinggi, tidak heran kain batik bisa dibanderol dengan harga yang tinggi bahkan puluhan juta rupiah per helainya.